Minggu, 16 April 2017

Mimpi, Gadis Kecil Anambas [Sebuah Puisi]

Bangunlah dari mimpimu, Kawan
Mimpi
Sebelum bermipi apa yang harus kita lakukan?
Satu hal yang perlu di ingat, sekolah tanpa saya dia tetap beroperasi seperti biasa.
Tapi saya tanpa sekolah mana mungkin bisa saya mewujudkan mimpi saya itu.
Hal itu yang saya tanamkan di dalam hati saya.
Bermimpi itu perlu, tapi jangan berharap mimpi itu akan terwujud tanpa sebuah kerja keras. Terkadang kerja keras itu  menguras banyak tenaga dan pikiran.
Terkadanng kita begitu lelah dan kecapean, ini yang membuatn kita berpikir untuk berhenti sampai disini.

Selasa, 11 April 2017

Anambas adalah kita

Rekan rekan di Anambas yang kami sayangi

Media Blog ini bisa dimanfaatkan untuk menuliskan banyak hal tentang Anambas, tentang inspirasi, ide kreatif dan impian2 teman2 yang menjadi bagian dari saudara kami setanah air.

PUSTAKA HYDRON sejak 2012 berada di Anambas sudah menjadi hal yang tidak bisa terpisahkan karena keberadaannya sudah menyatu dengan kehidupan dan nafas masyarakatnya. Pustaka Hydron menjadi simbol kemajuan beradapan, sekalipun jangkauan menuju ke Anambas belum semudah di wilayah lainnya. Masyarakatnya tetap ingin berkembang mengikuti saudara saudara lainnya di wilayah negara kesatuan republik Indonesia.

Tahun ini adalah tahun ke 5 keberadaan PUSTAKA HYDRON di Anambas , mengajak masyarakat menulis dengan memanfaatkan blog PUSTAKA HYDRON sebagai media. Pertama yang dilakukan adalah Pelatihan Blog pada tanggal 18 dan 19 Maret 2017 di Matak dan Tarempa dengan nara sumber dari http://oneindonesia.org/

Tari Topeng dari Desa Candi Kab. Kepulauan Anambas

Penulis bersama Penari Topeng
.
Kabupaten Kepulauan Anambas adalah salah satu kabupaten terdepan dan terluar NKRI yang memiliki geografis kepulauan. Potensi pariwisata Kabupaten Kepulauan Anambas sudah mulai dikenal baik nasional maupun internasional. Dengan keindahan potensi alam Kabupaten Kepulauan Anambas membuat kita lupa bahwa kita juga memiliki aset yang sangat berharga yaitu Seni dan Budaya. Salah satu seni dan budaya yang ada yaitu Tari Topeng terdapat di Desa Candi Kecamatan Palmatak. 

Tari Topeng yang berasal dari Cesa Candi memiliki nilai sejarah sangat panjang akan peninggalan terdahulu. Dimana tari Topeng yang memiliki 12 jenis topeng dengan karakter yang berbeda dan bahan topeng terbuat dari kulit kayu.

Kamis, 23 Maret 2017

NgeBlog sebagai Media Penyalur Ide

Blog adalah buku harian online. Pemilik blog bisa menuliskan apapun yang diminati dalam buku hariannya. Blog juga bisa sebagai CV online sang pemilik blog. Bisa juga sebagai media untuk mengenalkan kekayaan budaya serta potensi di daerah setempat.

Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI) bersama dengan Medco E&P Natuna mengadakan pelatihan Blog di Kabupaten Anamabs bagi guru, pemuda dan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan di 2 lokasi di SDN 001 Siantan (18/3) dan SMA N 1 Palmatak(19/3) Pelatihan Blog diikuti oleh 30 peserta per lokasinya dengan komposisi 15 guru, 10 pemuda/masyarakat umum dan 5 anak/siswa. Pelatihan dibuka oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten Anambas yang diwakili Bapak Pang Cik, dalam pembukaan beliau menyampaikan harapannya dari pelatihan ini akan melahirkan Blogger dari Anambas yang mampu mempromosikan potensi Anambas ke pihak luar.

Pelatihan Blog yang diadakan salah satu tujuannya adalah untuk menyalurkan ide dan menggerakkan budaya literasi melalui menulis. Selain menulis  juga disampaikan materi cerdas dalam mengelola media sosial yang di fasilitatori oleh Rosalyna Wijaya dari OneIndonesia.id

Selesai acara, peserta akan dibentuk grup Blogger Anambas untuk bersama-sama mempromosikan segala potensi yang ada di Anambas melalui tulisan
Yuk, main ke Anambas. Blogger Anambas menunggumu 😊😊

Salam Literasi
NgeBlog Anambas


Rabu, 22 Februari 2017

Pelatihan BLOG Gratis

Ikuti Pelatihan BLOG, bagi anda yang berprofesi sebagai Guru, Nelayan, Pedagang atau apapun, yang punya hobby menulis dan ingin menuangkan ide, gagasan dan mempromosikan sesuatu produk, Keindahan Anambas untuk menarik wisatawan salah satunya dengan nge-BLOG.

Acara ini akan diadakan di Palmatak dan Tarempa, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau.
Untuk Info Lebih Lanut bisa kontak Whatsapp ke No 0811 1990495 ( Dwi Cahya ).
Acara ini Gratis dan terbatas 30 Peserta.

Jadi jangan lewatkan kesempatan menambah pengetahuan tentang BLOG...Gratis

Selasa, 25 Oktober 2016

Leksikologi ala Indonesia


Pada 5-6 Oktober lalu Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya menyelenggarakan acara pertemuan linguistik bertemakan ”Bahasa dan Kekuasaan”. Pada akhir acara di hari kedua dilangsungkan diskusi panel tentang tesaurus Indonesia.
Dalam acara kebahasaan tahunan berskala nasional itu tak terlihat seorang pun pegawai Pusat Bahasa. Padahal dalam acara itu, Rahayu Surtiati Hidayat dari UI menyimpulkan, secara yuridis cukup bukti memerkarakan kasus plagiarisme Tesaurus secara akademik. Kata Rahayu: cukup bukti mengajukan kasus ini kepada Dewan etika yang mengawasi perilaku peneliti Indonesia, termasuk peneliti Pusat Bahasa.

Yang menarik, di tengah cukup gencarnya—jika diperhitungkan pula pelbagai komentar keras di dunia maya Twitter dan Facebook—serangan dan tudingan telah melakukan penjiplakan, kantor bahasa yang menerbitkan Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia nyaris tak pernah memberi tanggapan.
Sampai hari ini barangkali baru sekelumit pandangan yang terlontar dari dua pegawai kantor itu. Pada 18 Oktober 2010 pukul 12.20 dalam acara ”Metro Siang” segmen ”Hukum dan Kriminal” di Metro TV, saya menyatakan, ”... curiga bahwa Pusat Bahasa telah menjiplak tesaurus saya.” Menanggapi tudingan itu, Kepala Bidang Pengembangan Bahasa dan Sastra Sugiyono, yang dalam redaksi Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia duduk sebagai wakil pemimpin redaksi, mengatakan, ”... mempersilakan masyarakat mempelajari lebih lanjut teori dan tradisi leksikografi.”
Menanggapi tudingan saya pada sebuah media, 19 Oktober lalu, Sugiyono mengatakan, ”Soal plagiarisme dalam dunia bahasa, kata itu tidak ada trademark-nya. Kamus Tesaurus Bahasa Indonesia sudah masuk kok ke bibliografi Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia.” Meity Taqdir, ketua redaksi pelaksana Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia, juga mengutarakan, ”Dalam leksikografi, sah-sah saja mengutip dari kamus sebelumnya karena memang selalu mengambil dari sumber yang telah ada.”
Itu ganjil sebab, pertama, yang jadi soal bukan ”kata tidak ada trademark-nya”, tetapi bagaimana kata-kata dari Tesaurus Bahasa Indonesia banyak yang dipindahkan ke Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia dengan kemiripan seleksi dan susunan yang sempurna. Kedua, pembelaan Sugiyono menyertakan implikasi: khalayak perlu memahami teori dan tradisi leksikografi untuk mengerti bahwa fenomena Tesaurus Bahasa Indonesia-Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia bukanlah sebuah tindak penjiplakan. Sebagai sebuah disiplin keilmuan, menurut Meity, leksikografi membolehkan penjiplakan. Ternyatalah kini tradisi yang berlaku di sana: comot-mencomot dalam penyusunan kamus adalah hal jamak belaka. Ketiga, penyebutan sumber dalam bibliografi saya kira tidak serta-merta berarti boleh menjarah sebanyak-banyaknya materi dari suatu sumber.
Pernyataan ”Dalam leksikografi, sah-sah saja mengutip dari kamus sebelumnya” bagi saya bukan saja membuka tabir dan memperlihatkan tradisi jiplak-menjiplak yang telah jadi jamak di kantor Pusat Bahasa. Konsensus seperti itulah saya kira yang telak ditembak Julien Benda dalam La trahison des clercs sebagai pengkhianatan kaum intelektual.
Eko Endarmoko Penyusun Tesaurus Bahasa Indonesia